- Pertahankan sikap tenang
Ketika
Anda sedang stres, perilaku Anda cenderung tidak normal dan konsisten.
Misalnya, anak Anda mulai melompat-lompat di sofa, tetapi Anda tidak berkata
apa-apa. Namun, tiba-tiba anak Anda menjatuhkan lampu meja di samping sofa,
lalu Anda mulai berteriak dan memarahinya. Anak Anda akan merasa bingung karena
dia akan berpikir, "Mengapa tadi Mama baik-baik saja, tetapi sekarang
berteriak-teriak?" Orang tua yang emosinya mendadak berubah adalah sangat
menakutkan bagi anak. Ketika Anda marah dan berteriak, anak tidak mendengarkan
perkataan Anda, tetapi hanya mengingat rasa takut yang melanda mereka ketika
orang tuanya kehilangan kendali. Cara terbaik untuk menegur anak adalah dengan
menenangkan diri sendiri terlebih dahulu. Tarik napas dalam-dalam dan tenangkan
diri sebelum Anda mendisiplinkan anak.
- Pikirkan hasil akhir
Pikirkan
tentang apa yang sebenarnya Anda inginkan dari mendisiplinkan anak. Ini bukan
hanya sekadar melepaskan rasa frustrasi Anda, melainkan menyampaikan pelajaran
apa yang Anda ingin anak peroleh dari pengalaman ini, misalnya mengembangkan
moralitas dan tanggung jawab. Anda ingin mereka merasa aman dalam hubungan
keluarga, tetapi juga memahami bahwa mereka tidak selalu mendapatkan apa yang
mereka inginkan.
- Terhubung di tingkat emosional
Ketika
seorang anak sedang merasa sedih atau stres, Anda hendaknya berusaha untuk
terhubung dengan mereka di tingkat emosional yang akan membantu mereka fokus
dan tidak panik. Anda dapat melakukan kontak fisik seperti merangkulnya dan
memastikan kontak mata dengannya. Temukan cara untuk menenangkan mereka tanpa
banyak berkata-kata. Anda cukup mengatakan, "Sepertinya kamu benar-benar
sedih tentang ini." Setelah mereka tenang, Anda dapat membantu mereka
menemukan solusi bagi permasalahan yang mereka hadapi. Misalnya, jika anak Anda
merasa stres karena terlalu banyak PR dari sekolah, Anda dapat duduk
menemaninya mengerjakan PR atau menyarankan pendekatan berbeda.
- Jangan pernah mengucilkan atau memberi hukuman fisik
Ada banyak
argumen yang menentang hukuman fisik, tetapi argumen terpenting adalah bahwa
itu tidak membuat anak patuh atas kehendak mereka sendiri. Satu lagi metode
mendisiplinkan anak yang kurang efektif adalah time outs atau menyuruh
anak pergi ke pojok ruangan atau masuk ke dalam kamarnya untuk sementara waktu
sebagai bentuk hukuman. Anda ingin anak belajar cara memanfaatkan interaksi
dengan orang lain untuk mengendalikan perasaan dan perilaku dengan lebih baik.
Anda harus mempertimbangkan untuk mengembangkan kemampuan bersosialisasi anak
dan menjadikan mereka 'tahan banting' di dunia nyata di mana mereka tidak dapat
bersembunyi ketika mereka menghadapi konflik atau melakukan kesalahan.
- Ajarkan empati
Ketika
anak Anda membuat temannya menangis, Anda mungkin tergoda untuk menyeret anak
Anda dan memaksanya meminta maaf kepada temannya itu. Anak Anda mungkin tidak
akan benar-benar berniat melakukannya dan mengatakannya dengan tergesa-gesa.
Strategi yang lebih baik adalah dengan berbicara kepada anak Anda dan
membantunya memahami apa yang temannya rasakan, misalnya, "Bagaimana
perasaan kamu kalau temanmu merampas mainanmu?" Dengan mengajukan
pertanyaan seperti ini, Anda mengajarkan anak untuk mengembangkan empati, yaitu
merasakan dan memahami perasaan dan pengalaman orang lain.
- Jadilah teladan
Orang tua
zaman sekarang ingin agar anak-anak mereka menyukai mereka. Ini tidak salah,
tetapi kita sebagai orang tua memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan
anak-anak kita untuk menjadi orang dewasa yang mandiri. Memanjakan anak akan
membuat mereka tidak mandiri dan merasa kecewa ketika terjun ke dunia nyata.
Terlalu mengekang anak akan membuat mereka menjadi pemberontak. Hal yang
terbaik yang dapat Anda lakukan adalah menjadi diri Anda sendiri dan terus
berusaha menjadi pribadi terbaik Anda. Kembangkan sifat-sifat yang Anda kagumi
dari orang lain dan ingin Anda lihat dalam diri anak Anda, seperti belas kasih,
kesabaran, kejujuran, murah hati, pantang menyerah, selalu optimis, dan penuh
kasih.
- Relakan mereka
Pastikan
Anda memberikan struktur, kasih sayang, dan keamanan bagi anak-anak Anda,
kemudian biarkan mereka menentukan jalan hidup sendiri. Izinkan mereka
mengeksplorasi dunia mereka dan menemukan jati diri mereka sendiri. Jangan membebani
mereka dengan aturan dan batasan yang hanya mencerminkan apa yang Anda inginkan
dan bukan apa yang mereka butuhkan. Jika Anda menunjukkan rasa percaya kepada
anak Anda, mereka akan menyerap dan meniru segala kualitas baik Anda sementara
tetap merasa bebas mengejar cita-cita mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar