Tak peduli betapa keras Anda mendorongnya, bisa saja anak Anda
mengalami kesulitan akademis, entah dihadap PR yang sulit atau projek
sekolah yang cukup berat. Alhasil, ia mengalami frustrasi atau bahkan
stres. Bagaimana agar ia bisa mengatasinya? Orangtua musti berbuat apa?
Biarkan Anak Frustrasi
Ketika
anak mengalami kesulitan mengerjakan PR atau hal yang berkaitan dengan
sekolahnya, mereka acapkali marah dan jengkel, bahkan terkadang sampai
meledak-ledak. Orangtua pun terheran-heran sambil bertanya-tanya, “Apa
salahku?” Anda tidak berbuat salah sama sekali.
Kadang-kadang
jika anak merasa tidak dimengerti di sekolah atau frustrasi karena mata
pelajaran tertentu, mereka menjadi marah atau memprovokasi orangtuanya.
Ini adalah caranya untuk membuat Anda merasa tidak berdaya atau marah,
sama dengan yang dirasakannya. Seakan-akan anak Anda hendak berkata,
‘Maukah Ayah/Ibu mengambil rasa tak berdayaku untuk sementara?’ atau
‘Aku ingin Ayah/ibu merasakan apa yang aku alami’.
Ambil Jeda
Apabila
anak Anda berteriak, “Aku tak bisa mengerjakannya!” sambil membuang
pensilnya, sebaiknya Anda menjauh sebentar darinya. Mungkin ia perlu
melampiaskan sedikit kekesalannya. Kembalilah dalam 5 – 10 menit
kemudian dan mulailah lagi. (Waktu 5 menit ini bisa menyelamatkan Anda
dari pertengkaran atau perdebatan yang bisa makan waktu sangat lama,
apalagi jika menghitung beban emosional kejengkelan.) Ini juga meberi
peluang bagi anak untuk “menyelamatkan mukanya” dan mulai lagi, bahkan
jika tanpa membicarakan kesluitan sebelumnya atau ledakan kemarahannya.
Jangan Selalu Mencoba Percakapan Rasional
Kalau
anak sangat gelisah, boleh jadi kegalauannya timbul karena ia
menghadapinya secara rasional. Jadi, sebaiknya tunggu saja, daripada
berdebat atau menasehati anak soal kondisi yang dihadapinya. Begitu anak
sudah tenang, barulah Anda bisa membicarakannya.
Biarkan Anak Berbuat Salah
Memang
sulit untuk tidak mengoreksi kesalahan yang dibuat anak dalam
mengerjakan PR atau tugas sekolahnya. Namun kebanyakan guru pasti
meminta Anda untuk tidak mengambil alih tugas anak kecuali kalau anak
Anda meminta bantuan atau guru yang memintanya. Guru biasanya ingin tahu
apa yang difahami anak didiknya, bukan apa yang difahami orangtua
tentang materi pelajaran anaknya.
Tetapkan Batas Waktu
Kebanyakan
guru tidak berharap anak-anak yang masih kecil mengerjakan tugas
sekolah lebih dari setengah jam untuk setiap materi. Pastikan hal ini
dengan bertanya kepada guru anak Anda. kalau anak Anda kesulitan (walau
sudah aktif mencobanya) dan melebihi batas waktu yang ditentukan,
tulislah catatan kepada gurunya yang menjelaskan bahwa itulah semua yang
bisa dikerjakan anak.
Hubungi Sekolah
Apabila
projek sekolah malah berakhir dalam serangkaian kegalauan, perdebatan
dan berbagai kesulitan lainnya, segeralah bicarakan dengan guru dan
pihak sekolah. Jangan menunggu sampai pertemuan orangtua murid-guru
berikutnya. Guru membutuhkan masukan Anda agar ia dan Anda bersama-sama
bisa menemukan pengertian baru dan strategi pembelajaran yang pas untuk
anak Anda.
Bantulah Anak Anda Belajar Mengatur Diri Sendiri
Ini
merupakan kecakapan sepanjang hidup yang bisa diajarkan, walau memang
relatif sulit. Anda bisa membantu anak menemukan trik-trik yang cocok
bagi dirinya, dengan cara menceritakan kiat-kiat Anda sendiri mengatur
sesuatu.
Anda bisa mendorongnya untuk memberi label pada segala
sesuatu. Susun strategi, seperti membuat ‘Daftar Hal yang Harus
Dikerjakan’ sebelum anak meninggalkan sekolah (misalnya, meletakkan
kembali buku matematika ke dalam tas ransel). Jadwalkan pula untuk
membersihkan isi tasnya sepekan sekali dan meja belajarnya sehingga
kertas tidak berserakan. Bersabarlah dan cobalah untuk tidak menyalahkan
anak.
Sadari Bahwa Sekolah Bukan Berarti Bebas Masalah
Tidak
satu pun orangtua yang pernah membesarkan anak tanpa bersitegang soal
tugas-tugas sekolah. Ya, tidak ada strategi yang bebas konflik. Jangan
khawatir, anak-anak kadang-kadang menganggap sekolah sebagai hal yang
sangat menyenangkan dan menggairahkan – termasuk tuas-tugasnya. Tetapi,
sesekali ia menganggapnya hanya sekadar sebagai kewajiban belaka. Tidak
apa-apa. Yang penting, Anda bisa membantunya untuk menemukan struktur
yang membuatnya selalu mengerjakan tugas-tugas sekolah – apa pun
bentuknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar