PEMICU




Apa yang Anda lakukan jika anak Anda terus melakukan kesalahan berulang-ulang? Apa yang Anda lakukan bila ia "suka" membantah? Kalau ia berkali-kali tidak pernah mau membereskan mainannya? Jika ia mudah memukul adiknya atau temannya?
Cepat-cepat meresponnya? Dengan segera bereaksi, misalnya menasehati atau melarangnya atau menyuruhnya berbuat baik? Baiklah kalau itu perbuatan pertama. Tetapi jika sudah yang ke sekian belas atau bahkan ke sekian ratus kali, mengapa Anda masih reaktif?
***
Pernahkah Anda mengamati teknisi mesin mobil di bengkel? Ketika kita memeriksakan mobil yang menurut kita jalannya tak nyaman, apakah ia langsung memperbaikinya? Tidak. Ia menyalakan mesinnya, lalu mendengarkannya, mengamatinya, dicoba sana-sini. Ya, ia berusaha mengidentifikasi penyebabnya.
Sudahkah Anda tahu atau bahkan memahami mengapa anak Anda terus menerus mengulangi suatu perbuatan? Tentulah perilaku atau tindakannya itu bukan mendadak muncul begitu saja. Tentu ada proses ya. Tentu ada pemicunya.
Nah, jika ia berbuat B karena ada pemicu A, atau ia berbuat Z karena ada faktor-faktor prakondisional XY, apa yang dapat kita lakukan? Apakah hanya fokus bereaksi pada B dan Z, akan membuatnya berhenti melakukannya? Tidak! Mengapa? Karena reaksi cepat kita itu malah memperkuat perilakunya. Tindakan reaktif orangtua itu seperti hadiah baginya. Seperti undangan untuk mengulangi perbuatannya.
Jadi, kita mesti bagaimana?

Lakukan seperti teknisi mobil tadi: observasi dulu. Carilah hal-hal yang memicu tindakan negatif anak tadi. Sebelum memukul temannya, apa yang terjadi? Desak-desakan berebut keluar kelas? Sebelum memberantakkan mainannya, apa yang terjadi? Seluruh koleksi mainannya dikeluarkan dari kotaknya.
Setelah Anda mengetahui faktor pemicunya, maka mulai sekarang, hindari atau cegah atau kurangi kemungkinan terjadinya faktor pemicu itu. Supaya ia tidak memukul temannya, ya minta ia duduk dulu di dalam kelas sampai teman-temanya kekuar kelas semua. Supaya ia tidak memberantakkan mainan, ya minta ia bermain dengan cara mengambil satu mainan saja, bukan semua mainan dikeluarkan.
Prinsip yang sama dapat Anda terapkan untuk segala jenis perilaku lainnya.
Selamat melakukan observasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar