Konsepsi Pendidikan Ki Hajar Dewantara



Dalam konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara ada 2 hal yang harus dibedakan yaitu system “pengajaran “ dan “pendidikan” yang harus besinergi satu sama lain. Pengajaran bersifat memerdekan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan kebodohan). Sedangkan pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup batin (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik).

Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan spritualitas, baru kemudian menjadikan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Yang utama sebagai pendidik adalah fungsinya sebagai model keteladanan dan sebagai fasilitator kelas.

Menerjemahkan dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara tersebut, maka banyak pakar menyepakati bahwa pendidikan di Indonesia haruslah memiliki 3 landasan filosofis, yaitu nasionalistik, universalistic, spritualistik.
Nasionalistik maksudnya adalah budaya nasional, bangsa yang merdeka dan independen baik secara politis, ekonomis maupun spiritual. Universal artinya berdasarkan pada hukum alam (natural law), segala sesuatu merupakan perwujudan kehendak tuhan. Prinsip dasarnya adalah kemerdekaan, merdeka dari segala hambatan cinta, kebahagiaan, keadilan, dan kedamaian tumbuh dalam diri (hati) manusia.

Suasana yang dibutuhkan dalam dunia peandidikan adalah suasana yang berprinsip pada kekeluargaan , kebaikan hati, empati, citna kasih dan penghargaan terhadap masing2 anggotanya. Maka hak setiap individu hendaknya dihormati, pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk menjadi merdeka dan independen secara fisik, mental dan spiritual. Ppendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual sebab akan memisahkan dari orang kebanyakan. Pendidikan hendaknya memperkaya  setiap individu tetapi pebadaan antara masing2 pribadi harus dipertimbangkan. Pendidikan hendaknya memperkuat rasa percaya diri, mengembangkan harga diri, setiap orang harus sederhana dan guru hendaknya rela mengorbankan kepentingan2  pribadinya demi kebahagiaan para peserta didik.
Output pendidikan yang dihasilkan adalah peserta didik yang berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang berguna, dan bertanggung jawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang lain. Dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara, metode yang sesuai dengan system pendidikan ini adalah sitem among yaitu metode pengajaran  dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah, dan asuh. Metode ini secara teknik pengajaran meliputi kepala, hati, dan panca indra (educate the head, the heart, and the hand).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar